Sejarah Bajaj di Indonesia
Bajaj (dilafalkan "ba-jai") merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak digunakan di Jakarta. Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Bajaj menjadi lebih dikenal lagi setelah adanya Bajaj Bajuri, diserial komedi yang bercerita tentang seorang supir bajaj. Belakangan, karena diketahui sebagai sumber polusi, bajaj di Jakarta akan segera diganti dengan kendaraan mini lainnya, contohnya seperti Kancil.
Bajaj beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang. Untuk di Jakarta, warna bajaj adalah seragam, yaitu oranye. Di pintu depan bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj, yang biasanya terbatas pada satu kotamadya saja.
Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang supir bajaj. Suara bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan ibu kota.
Menurut abang saya nieh :
Bajaj pasti sudah pernah naik kendaraan umum jenis ini, tapi apakah sudah pada tau sejarahnya bajaj?? pelopor kendaraan jenis pertama kalinya di produksi di negara India lebih di kenal dengan sebutan "tuk-tuk", dijadikan sebagai kendaraan pengangkut barang yang cukup murah dibandingkan dengan kendaraan umum lainnya.
Tuk-tuk mulai di produksi sekitar tahun 70an lama-kelamaan semakin berkembang dari segi bentuk dan kekuatan mesinnya. Bajaj bermesin seperti motor 2 tak atau mendekati dengan mesin scouter / vespa. Kalau berada dalam kendaraan ini ehm jangan ditanya soal kenyamanannya dijamin akan sangat bising dan tubuh selalu bergetar karena guncangannya begitu terasa, keluaran emisi gasnya dari knalpot bajaj sangat-sangat berpolusi sehingga apabila kita berkendaraan di belakang bajaj sangat terganggu sekali pernafasan kita tidak bersahabat dengan lingkungan.
Apalagi juga bajaj tidak di lengkapi dengan lampu sein dan lampu rem bisa membuat pengendara lain di belakangnya celaka. Pemerintah pun mulai membenahi bajaj dengan mengganti kendaraan sejenis yang lebih baik dikenal dengan "Kancil (kendaraan kecil)" akan tetapi mendapat protes besar-besaran dari para pemiilik bajaj dikarenakan harga kancil tersebut sangat mahal 40 juta rupiah. Memang sih di bandingkan dengan bajaj, kancil lebih nyaman dan berpenumpang lebih banyak. Nah sekarang bagaimana pemerintah menyikapi masalah transportasi yang satu ini.
Bajaj (dilafalkan "ba-jai") merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak digunakan di Jakarta. Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Bajaj menjadi lebih dikenal lagi setelah adanya Bajaj Bajuri, diserial komedi yang bercerita tentang seorang supir bajaj. Belakangan, karena diketahui sebagai sumber polusi, bajaj di Jakarta akan segera diganti dengan kendaraan mini lainnya, contohnya seperti Kancil.
Bajaj beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang. Untuk di Jakarta, warna bajaj adalah seragam, yaitu oranye. Di pintu depan bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj, yang biasanya terbatas pada satu kotamadya saja.
Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang supir bajaj. Suara bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan ibu kota.
Menurut abang saya nieh :
Bajaj pasti sudah pernah naik kendaraan umum jenis ini, tapi apakah sudah pada tau sejarahnya bajaj?? pelopor kendaraan jenis pertama kalinya di produksi di negara India lebih di kenal dengan sebutan "tuk-tuk", dijadikan sebagai kendaraan pengangkut barang yang cukup murah dibandingkan dengan kendaraan umum lainnya.
Tuk-tuk mulai di produksi sekitar tahun 70an lama-kelamaan semakin berkembang dari segi bentuk dan kekuatan mesinnya. Bajaj bermesin seperti motor 2 tak atau mendekati dengan mesin scouter / vespa. Kalau berada dalam kendaraan ini ehm jangan ditanya soal kenyamanannya dijamin akan sangat bising dan tubuh selalu bergetar karena guncangannya begitu terasa, keluaran emisi gasnya dari knalpot bajaj sangat-sangat berpolusi sehingga apabila kita berkendaraan di belakang bajaj sangat terganggu sekali pernafasan kita tidak bersahabat dengan lingkungan.
Apalagi juga bajaj tidak di lengkapi dengan lampu sein dan lampu rem bisa membuat pengendara lain di belakangnya celaka. Pemerintah pun mulai membenahi bajaj dengan mengganti kendaraan sejenis yang lebih baik dikenal dengan "Kancil (kendaraan kecil)" akan tetapi mendapat protes besar-besaran dari para pemiilik bajaj dikarenakan harga kancil tersebut sangat mahal 40 juta rupiah. Memang sih di bandingkan dengan bajaj, kancil lebih nyaman dan berpenumpang lebih banyak. Nah sekarang bagaimana pemerintah menyikapi masalah transportasi yang satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar